Ilustrasi Gambar |
HAMPIR
KARAM
Pada
suatu hari Senin tepatnya pada tangga 16 Agustus dan bertepatan pada bulan
Ramadhan, saya, ibu, dan adik saya pergi ke Tarempa untuk mengunjungi kakak
kandungnya di sana. Waktu itu kami pergi ke sana dengan menggunakan pompong.
Tepatnya pukul delapan pagi kami pun sampai di tempat tujuan kami. Setelah
sampai kami tidak langsung ke ke rumahnya melainkan singgah atau mampir dulu ke
warung untuk makan. Maklum, karena lupa makan di rumah perut kami jadi sakit.
Setelah melahap habis makanan, kamipun menuju ke rumah kakak kandung ibu saya
untuk melepas rasa lelah dan rindu kepadanya. Waktupun berlalu sangat cepat.
Ibu, aku, dan adik saya langsung pergi untuk berbelanja.
Setelah
beberapa jam kemudian, barang-barang yang dibutuhkan di rumah terkumpul. Tepat
pada jam 11.00 kami pun segera pulang. Tetapi sebelum itu, kami sempat
berpamitan dengan bibi sambil menunggu pompong berangkat. Saya berjalan-jalan
sebentar untuk menghibur puasa. Pada pukul 12.30 pomping yang saya tumpangi
akan segera berangkat. Tepat pada waktu itu cuaca kurang mendukung, hujan turun
dengan derasnya. Tak lama setelah itu ombak yang mula tenang, mulai mengganas.
Seolah-olah menelan siapa saja yang mlewatinya. Tapi itu tak dihiraukan oleh
pompong lainnya. Mereka tetap saja menyeberang.
Begitupun
dengan kami. Kami langsung menyeberang. Tapi apa daya, pompong yang ditumpangi
kami oleng ke kiri dan ke kanan karena diterjang ombak. Orang-orang yang mula
ceria mulai menampakkan wajah pucatnya dan seketika itu pula orang-orang ada
yang menangis, berdoa dan gelisah. Tapi jujur aku pun ketakutan. Karena yang
aku ingat waktu itu dan aku bayangkan, seandainya aku mati tak akan bisa
bertemu dengan seorang ayah yang sangat aku hormati. Belum lagi memikirkan
dosaku di dunia ini.
oleh
: Azrandi
SMPN 4 Putik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar